Gedung FPBS UPI: Tempat Persemayaman yang Tidak Begitu Nyaman

*Tulisan ini ditulis untuk memenuhi tugas kaderisasi anggota baru Unit Pers Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia 2016
*Penulis memutuskan untuk tidak lanjut mengikuti aktivitas perekrutan anggota UKM tersebut dikarenakan adanya perbedaan visi dan misi dari pandangan personal

            Apa yang membedakan gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) UPI dengan gedung lainnya? Di mata saya, sebenarnya sama saja, tidak ada yang unik dan menarik, namun gedung inilah yang paling terkesan homey sebagai tempat belajar saya, mahasiswa tingkat tiga Bahasa dan Sastra Inggris, selama dua setengah tahun ini. Tapi dibalik kesan homey tersebut, lebih banyak hal yang ternyata tidak mendukung kenyamanan mahasiswa.
            Disebut juga Kampus Ledeng, karena tentunya berlokasi sekitar tiga menit dari Stasiun Ledeng. Pusat makanan dan kehidupan mahasiswa UPI bisa dibilang terletak di Jl. Geger Kalong, dan untuk sampai disana harus berjalan sekitar 10 menit. Tidak masalah saat turun, tapi saat harus kembali ke kelas, tentunya harus melewati jalan yang menanjak. Hal ini saya anggap suatu masalah karena variasi makanan di kantin satu-satunya ini tidak memadai untuk makan yang mengenyangkan dan termasuk mahal sampai-sampai dijuluki Kantin Kafir oleh beberapa teman-teman mahasiswa.
            Masalah lainnya yaitu terkait kebersihan dan kelengkapan kamar kecil dan tempat ibadah.  Tidak ada tempat khusus untuk wudhu sama sekali, sehingga kami yang ingin beribadah harus bersuci di kamar kecil yang membuat kesuciannya dipertanyakan. Selain itu, seringkali air di gedung ini tidak nyala, dan membuat mahasiswa yang kebelet harus berusaha untuk mencari air entah ke gedung lain, atau sumber air terdekat di manapun. Padahal, seharusnya pembuatan tempat ibadah dibarengi dengan tempat wudhu yang memadai, mengingat jumlah mahasiswa Muslim yang sangat tidak sedikit.
            Hal lainnya yaitu, lift. Di gedung berlantai lima ini disediakan lima tangga dan dua lift. Ada aturan khusus untuk pengguna lift, yaitu mahasiswa harus mulai naik dari lantai dua, karena dosen dan staf atau siapapun yang bukan mahasiswa mendapatkan hak untuk naik dari lantai satu. Sering ada mahasiswa yang tidak tahu diri naik dari lantai satu, padahal di lantai dua antriannya panjang sekali. Sering juga, salah satu lift tersebut tidak berfungsi dan tidak diperbaiki dalam waktu yang cukup lama, dan membuat kami harus memakai tangga yang melelahkan.
            Selama dua tahun saya menempati gedung ini, hal-hal tersebut menjadi omelan sehari-hari mahasiswa FPBS UPI. Tidak banyak yang berubah dari tahun ke tahun, dan merupakan hal yang sangat disayangkan untuk gedung berbentuk huruf U ini.

0 comments